WARTAKATA.ID, MAKASSAR — Demi menciptakan hidup sehat, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terus diedukasikan di lingkungan masyarakat secara terus-menerus.
Fardiana Mamang mengatakan, hal tersebut merupakan salah satu upaya promotif dan preventif yang dilakukan di Puskesmas.
“Karena PHBS ditempatkan sebagai salah satu indikator capaian peningkatan kesehata dalam program Sustainabel Development Goals (SDGs) 2015-2030,” ujar Fardiana, Rabu (26/7/2023).
Dalam SDGs, jaya Fardiana, PHBS disebut sebuah srategi pencegahan dengan dampak jangka pendek bagi peningkatan kesehatan dalam 3 tataran wilayah yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat.
Tambahnya, tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah tangga atau keluarga yang bertujuan memberdayakan anggota keluarga sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki peran yang aktif pada gerakan di tingkat masyarakat.
Namun, Fardiana mengungkapkan, tidak dapat dipungkiri seiring dengan berkembangnya zaman, polemik di masyarakat juga semakin meningkat.
Lanjut dia, dengan bertambahnya jumlah populasi masyarakat, sejalan dengan bertambahnya jenis penyakit dan meningkatnya jumlah penderita. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi petugas kesehatan khususnya tenaga penyuluh kesehatan di puskesmas.
“Untuk sasaran penyuluhan di wilayah kerja Puskesmas Mamajang, metode penyuluhan perlu di rancang metode penyuluhan secara tidak langsung, mengingat masyarakatnya berada di wilayah perkotaan, sangat sulit untuk dikumpulkan dalam kegiatan penyuluhan langsung,” ucapnya.
Selain itu, Fardiana menyebut, karena wilayahnya berada di tengah kota, masyarakatnya dianggap sudah melek teknologi, sehingga metode yang cocok dilakukan adalah penyuluhan dengan memanfaatkan media WhatsApp.
“Kegiatan mengirim pesan melalui media WhatsApp dilakukan dengan bantuan aplikasi WABOMBER. Adapun langkah awal sebelum mengirim pesan adalah menyiapkan isi pesan penyuluhan dan gambar yang akan dikirim,” tukasnya.
“Inovasi ini mulai dilaksanakan pada sejak bulan Maret 2021 dan bertujuan untuk meningkatkan persentase Rumah Tangga Ber-PHBS,” sambung dia.
Untuk manfaatnya, kata Fardiana, dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga dapat merubah perilaku mereka dari tidak ber-PHBS menjadi ber-PHBS, yang pada akhirnya dapat meningkatkan persentase capaian RT ber-PHBS.
Dia menuturkan, hasil dari inovasi Penyu Dewa ini dapat meningkatkan persentase capaian RT ber-PHBS dari 76.5 pada 2020 menjadi 77,3 persen pada 2021 dan 80,7 persen pada 2022.
“Adapun kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan mencatat berapa banyak orang yang menerima pesan, membaca pesan dan merespon pesan penyuluhan yang dikirim,” kuncinya.