Karies Gigi Banyak Diderita Balita, Puskesmas Mamajang Perkenalkan Inovasi “Karamel Gula”

Puskesmas Mamajang Perkenalkan Inovasi "Karamel Gula"

WARTAKAT.ID, MAKASSAR — Inovator drg A. Nirmaya Armi menyebut, karies gigi secara historis telah dianggap komponen paling penting dari beban penyakit mulut global.

Hal itu dikatakan Nirmaya berdasarkan data survei World Health Organization tercatat bahwa di seluruh dunia 60–90 persen anak mengalami karies gigi.

“Penderita karies gigi di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 50–70 persen dengan penderita terbesar adalah golongan balita,” ujar Nirmaya, Selasa (17/10/2023).

Tambahnya, hasil Riskedas 2018 melaporkan, prevalensi karies gigi di Indonesia adalah sebesar 57,6 persen dan sebesar 93 persen anak usia dini.

“Yakni dalam rentang usia 5-6 tahun,mengalami gigi berlubang. Ini berarti hanya tujuh persen anak Indonesia yang bebas dari masalah karies gigi,” bebernya.

Sementara itu, berdasarkan hasil Pemeriksaan Gigi dan Mulut di Posyandu kelurahan wilayah Puskesmas Mamajang, Nirmaya mengatakan rata-rata anak berusia 4-5 tahun mengalami gigi berlubang.

“Keadaan ini menunjukkan perlu ditingkatkan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan gigi dan mulut yaitu pada usia dini,” ucapnya.

Alasannya, karena perilaku merupakan kebiasaan yang akan lebih terbentuk bila dilakukan pada usia dini.

“Dampak yang ditimbulkan akibat karies gigi secara ekonomi adalah semakin lemahnya produktivitas masyarakat,” lanjutnya.

Lebih lanjut kata dia, perkembangan anak-anak yang mengalami karies pada gigi akan terhambat.

“Ini akan menurunkan tingkat kecerdasan anak, yang secara jangka panjang akan berdampak pada kualitas hidup masyarakat,” imbuhnya.

Persoalan tersebut dituturkan Nirmaya, menjadi bahan pertimbangan pemerintah untuk melakukan upaya preventif.

“Inovasi Karamel Gula merupakan inovasi mengenai Kesehatan gigi anak balita dengan melakukan intervensi sejak dini melalui pemeriksaan dan penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut,” tukasnya.

Nirmaya berharap, inovasi tersebut diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan kesehatahan gigi pada anak balita.

“Dimana dengan melakukan intervensi sejak dini, diharapkan prevalensi karies gigi pada anak terutama usia dibawah 5 tahun dapat ditekan,” tandasnya.

“Pemberian pengetahuan untuk orang tua mengenai cara memelihara kesehatan gigi anak juga dapat dilakukan sejak dini,” sambung dia.

Lanjutnya, inovasi tersebut bakal dilakukan secara bertahap pada setiap kelurahan di wilayah Puskesmas Mamajang.

“Diharapkan setelah inovasi ini diterapkan, akan menghasilkan anak balita usia 4 tahun di kelurahan tersebut dinyatakan bebas dari karies gigi,” kuncinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *