“Kita masuk dalam lingkup kepemudaan di tim jubir MULIA pada Pilwali Makassar. Kebanggaan sekali, suatu kehormatan buat kami, pak Appi dan bu Aliyah mau memberikan ruang untuk kami pemuda dari non muslim,” jelasnya.
“Kebanggaan ketika kami dipilih jubir tim inti, luar biasa. Berbeda dengan kubu sebelah, mengakomodir tapi dari partainya. Kalau di MULIA di akomodir bukan karena partai, saya dan Firmes bukan orang partai,” tambah Ferial.
Dia juga menepis isu liar terkait sosok Appi disebut intoleran, padahal kata dia narasi berupa framing itu sengaja dimainkan oleh lawan politik Appi dari tahun ke tahun setiap musim pilkada. Apalagi Appi sudah beberapa kali ikut kontestasi.
Ia menegaskan, ada isu liar itu pernah beredar luar di kalangan basis minoritas termasuk komunitas gereja. Namun, hal itu kini terbantahkan. Pasalnya setiap hajatan warga non muslim baik tokoh masyarakat Kristen dan pemuda katolik, Appi selalu mendapat kesempatan hadir. Dan tidak pernah diwakili.
“Jadi memang awalnya berat, karena adanya isu liar banyak penolakan dari pihak-pihak gereja. Dan pihak komunitas Toraja dengan isu intoleran itu, tapi kami bisa buktikan bahwa itu tidak benar,” tutur Ferial.
“Karena satu ji kuncinya, pak Appi bersedia untuk masuk di lingkup gereja. Itu terbukti, ada kegiatan selalu hadir, tidak diwakili. Kan beda sama paslon lain tidak pernah masuk ke gereja, meskipun kami undang,” lanjutnya.