WARTAKATA.ID, MAKASSAR — Museum tidak dapat dipisahkan dari koleksinya. Koleksi museum merupakan aset bangsa yang menjadi daya tarik bagi masyarakat dalam proses pembelajaran warisan budaya.
Koleksi museum perlu dijaga dan dirawat dengan baik sehingga perlu mendapat perlakuan yang terarah dan terkendali.
Hal itu disampaikan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Sulsel melalui UPT Museum dan Taman Budaya Museum La Galigo menggelar Ngobrol Santai di Museum La Galigo Benteng Fort Rotterdam, Jumat (8/12/2023).
Peserta dalam kegiatan tersebut merupakan mahasiswa dari berbagai universitas di Makassar. Mereka dibekali pentingnya peran museum.
Sekretaris Disbudpar Sulsel Andi Munawir mengatakan bahwa di Indonesia telah banyak berdiri museum, baik yang dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga swasta dan individu atau perorangan.
Koleksi yang dipamerkan di dalamnya merupakan kebudayaan bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan lestarikan.
“Sehingga peran museum menjadi hal yang sangat penting dalam menyelamatkan dan menyimpan benda peninggalan sejarah bangsa indonesia,” katanya.
Andi Munawir mengungkapkan bahwa museum menjalankan dua fungsi utama yaitu sebagai tempat pelestarian budaya dan sumber informasi budaya. Museum didirikan dengan tujuan untuk menciptakan suatu lembaga yang melakukan pelestarian warisan budaya.
“Yaitu, melestarikan fisik benda dan melestarikan makna yang terkandung di dalam benda koleksi berupa nilai dan norma,” ungkapnya.
Andi Munawir melanjutkan bahwa benda-benda yang disimpan sebagai koleksi di museum mengandung nilai yang luhur dalam berbagai aspek seperti budaya, sosial, arkeologi, sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi serta ekonomi.
Maka dari itu, museum dapat difungsikan sebagai sarana untuk menyelenggarakan pendidikan dalam suasana rekreasi masyarakat, khusunya generasi muda dalam rangka menanamkan nilai-nilai luhur budaya dan jati diri bangsa Indonesia.
“Seperti yang kita ketahui bersama, kehidupan manusia selalu mengalami pergantian generasi yang menyebabkan adanya sejarah bagi kehidupan manusia itu sendiri. Mereka meninggalkan hasil karya kepada generasi sesudahnya yang disebut benda kebudayaan,” lanjut Andi Munawir.
Senada dengan Kepala Disbudpar Sulsel Muhammad Arafah menambahkan bahwa demi menghargai nilai budaya leluhur, maka perlu tindakan untuk menyelamatkan dan mempertahankan benda peninggalan sejarah agar tidak mengalami kerusakan dan memperpanjang usia benda.
“Koleksi museum merupakan asset atau kekayaan bangsa yang menjadi daya tarik bagi masyarakat dalam proses pembelajaran nilai warisan budaya, oleh karena itu koleksi sering diibaratkan jantung sebuah museum,” tambahnya.
Muhammad Arafah mengucapkan bahwa dengan adanya kegiatan Ngobrol Santai di museum ini, diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga koleksi museum bisa terus terjaga dan bertahan dari masa ke masa. (*)